Selama ini kita hidup di dunia hiruk pikuk belantara teks dan multimedia bernama social media (socmed — kalau kalau bahasa Indonesia harusnya medsos bukan sosmed). Twitter, Facebook, dan Path yang akhir-akhir ini eksis. Ucapkan selamat tinggal untuk Friendster dan Plurk.
Google+ sampai kapanpun tidak akan bisa menyamai Facebook kalau soal keriuhannya. Facebook telah menjelma menjadi database data orang raksasa. Banyak aplikasi lain bergantung kepadanya. Rasa-rasanya kok masih lama Facebook akan bertahan, selama dia masih berinovasi. Kasusnya agak berbeda dengan Friendster yang cuma begitu-begitu saja.
Saya sih sudah bosan sama Facebook, dan lambat laun kelompok bosan ini akan terus bertambah. Biasanya para early adopter yang duluan bosan dan mencari media lain. Akhir-akhir ini, Path yang sedang populer.
Google+ tidak pernah mampir di lingkungan teman-teman saya sebagai social media yang ramai. Salah satu produk Google yang gagal saya pikir. Hasil tidak sebesar yang digembar-gemborkan di awal-awal kemunculannya sebagai pengancam serius Facebook. Mungkin karena Google+ terlalu ribet dan terlalu IT sehingga tidak terlalu dimengerti orang awam. Apa itu Circle? Ribet bener pengaturannya.
Google+ yang sepi rupanya membuat saya tertarik. Fitur yang menarik perhatian adalah komunitas dan What’s Hot-nya. Kalau di sini ada teman-teman kita yang pastinya 4L (Lu Lagi Lu Lagi), Google+ akan jadi seperti Facebook. Tapi kalau kita tidak men-circle siapapun, Google+ menjadi seperti Flipboard, yaitu media informasi yang mengambil dari komunitas. Saya sedang mem-follow komunitas Raspberry Pi, Arduino, Web Designer, dan Python. Masih banyak lagi komunitas-komunitas yang menarik yang sesuai dengan minat.
Selamat mencoba!
saya dulu termasuk belakangan join fisbuk, sudah sempet bosen, tapi balik lagi, dan belum tertarik ke medsos yang lain, kecuali 4sq buat cekin2an :d
padahal kemaren-kemaren katanya gak mau punya :p
akhirnya punya juga 😀
Dan sekarang tidak dipakai lagi. Cepet bosen.