FLICKR
Lokasi: Ballroom BP Migas, Gedung Patra Jasa, Jakarta Selatan
Pentax K100D | Pentax KAF 18-55mm
Memotret panggung adalah salah satu genre fotografi yang sulit. Cahaya minimum, sedangkan objek selalu bergerak. Dan bagaimana rasanya memotret panggung dengan kamera yang tidak pernah saya kenal karakternya, yaitu Pentax? Luar biasa. Karakter Nikon dan Canon telah saya kenal dengan akrab. Kamera SLR saya adalah Nikon, sedangkan kamera saku saya Canon. Tapi Pentax saya tidak pernah coba sama sekali.
Walhasil, saya mesti membuat banyak eksperimen sebelum benar-benar siap memotret aksi panggung kawan saya ini, Stenly C Takarendehang. Kelakuan Pentax sangat sulit ditebak. White balance-nya cenderung over-saturated dan kekuning-kuningan. Saya juga kesulitan mengukur seberapa banyak cahaya flash yang harus saya keluarkan agar tetap dapat menangkap lampu-lampu panggung. Untunglah K100D memiliki fitur Shake Reduction, sehingga saya bisa bertahan di kecepatan rana 1/25 tanpa kabur.
PS: Stenly menyanyikan lagu Semoga milik Kla Project, mengambil nada dasar A
saya pengen memotret kaya kamera mas galih.. tapi pa daya nyawa tak sampai…. hohoho
wah bener Lih, kamu musti akrab sama pentax nih…foto di atas ga sebagus foto kamu biasanya 😀
wah benar…. cahayanya tetap kelihatan.. .sip..
mantapo banget…
bayangkan ketika saya memotret panggung dari jarak 20 meter dengan kamera saku casio exilim! masuk ke mode night gambar niose banget..
[segera datang, d80! hehehe…]
woooooooo… ada pelangi…
*terkesima*
lha kuwi apik no lih…
berhasil dong dikau…